PERESEPAN OBAT GENERIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI PROPINSi SUMATERA BARAT
PDF

How to Cite

Sukapti, S., & Dwiyanti, D. (2010). PERESEPAN OBAT GENERIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI PROPINSi SUMATERA BARAT. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 5(1), 21–27. https://doi.org/10.24893/jkma.v5i1.142

Abstract

Pelaksanaan penggunaan obat generik dari waktu ke waktu terus ditingkatkan oleh pemerintah dan dirasa semakin relevan mengingat harga obat generik lebih murah dibandingkan obat paten. Target Sumbar sehat 2010 dalam penggunaan obat generik berlogo dalam persediaan obat adalah 85%. Sedangkan menurut data 2004 jumlah tersebut sudah dapat dipenuhi keseluruhan pelayanan kesehatan yang ada di propinsi Sumatera Barat baik puskesmas maupun Rumah Sakit pemerintah khusus pelayanan rumah sakit 2007 penggunaan obat generik sebesar 82,1% sesuai dengan target yang ditetapkan dalam renstra pembangunan kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Tapi kalau dilihat penggunaan obat generik masing-masing Rumah Sakit Pemerintah yang tersebar di Kabupaten / Kota di Propinsi Sumatera Barat menunjukkan tidak ada pemerataan. Penelitian obat generik telah dilakukan dengan tujuan mengetahui peresepan obat generik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Pemerintah di Propinsi Sumatera Barat. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan menggunakan rancangan observational. Pengumpulan dengan melakukan pengamatan resep sebanyak 7314 dan mewawancarai dokter yang bertugas di Instalasi rawat jalan. Data dianalisis secara univariat dengan wawancara dan format isian dan diolah serta dianalisis dengan uji Anova. Penelitian menunjukkan rata-rata jumlah item obat perlembar resep rumah sakit pemerintah propinsi Sumatera Barat adalah 3-4 item obat. Rata-rata jumlah obat generik masing-masing resep pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Pemerintah adalah 2-3 item obat generik. Persentase penggunaan obat generik pelayanan rawat jalan rumah sakit pemerintah Propinsi Sumatera Barat adalah 72,4%. Umumnya tinggi pemahaman dan kepercayaan pemberi resep obat generik. Masih rendahnya, pengaruh pasien dan detailer dalam meresepkan obat generik oleh dokter. Perlu adanya insentif dan sanksi yang tegas bagi dokter menuliskan resep generik pada pasien. Perlu sosialisasi dan dipasang poster di tempat strategis. Rumah sakit mengingatkan pasien agar selalu meminta resep obat generik.
https://doi.org/10.24893/jkma.v5i1.142
PDF

References

Depkes, 1989. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 tentang kewajiban Menulis Resep dan atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah

Depkes, 1996. Informasi tentang obat generic. Departemen Kesehatan RI

Depkes. 2004. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Pencantuman Nama Obat Generik.

Depkes. 2007. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Harga Jual Obat Generik

Slamet 1997. Drug Financing. IKM UGM

Quick, JD, Rankin, JR Laing R.O Cannor RW dan Hogerzeil HV Dukes, 1997. Managing Drug Supply. Kumaian Press. West Hartford., Connecticut.

Kuncoro, P. John Suprihantono, Sulanto Saleh Danu. 2000. Pola Pemilihan Obat Generik dan Obat Non Generik Pada Berbagai Profesi dan Tempat Kerja Dokter di Kotamadya Magelang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol 3/No. 02 UGM Yogyakarta.

Dinas Kesehatan. 2007. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2007. Padang

Edward and Katherine. 1993 Law and Physician A Practical Guide 1 ed. Little Brown and Co Boston

Azwar S, 1995. Sikap Manusia teori dan Pengukurannya 2 Ed. Pustaka Pelajar Yogya

Dinas Kesehatan. 2007. Laporan Sub din Farmakmin Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Padang

Mc Gettigan, P Golden. J Freyer, J Chan, and R Freely. 2001. Prescribes Prefer People: The Source or Information used by doctors for Prescribing suggest that the medium is more important than the message. Br. JClin Pharmacal 51 (2)

Idris F. 2006. Obat Generik, Harga Murah Tapi Mutu Tidak Kalah. PB IDI 2006-2009.

Greehlag and Gill P. 1997. Pressure to Prescription. Involves a Complex Interplay of Factors. BMJ 315.

Soumerai SB1, 1998. Factors Influencing Prescribing, Aust J. Hosp Pharm 18(3) supl 9-15

Susanto. 1998. Aspek Perilaku dalam Penyelenggaraan Program Perum Husada Bhakti. Warta Husada Bhakti.

Rafferti T, Davis KW, Mc Gavock. 1997. How has funholding in Notherireland affected Prescribing Pattern. A longitudinal studi. BMJ. 315; 166-170.

Authors who publish with this journal agree to the following terms:

    • Authors retain copyright and grant the Andalas Journal of Public Health right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material) the work for any purpose, even commercially with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in Andalas Journal of Public Health.
    • Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in Andalas Journal of Public Health.
    • Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).